JadiBerita: Momen
kemerdekaan telah tiba. Tidak terasa sudah 67 tahun Indonesia merdeka
dan kini kita bisa hidup nyaman dari hasil perjuangan para pahlawan yang
ketika itu berperang melawan penjajah. Kita semua telah mengetahui
bagaimana perjuangan beberapa pahlawan dalam melawan penjajah baik dari
pelajaran sekolah maupun cerita sesepuh.
Namun tahukah Anda bagaimana sejarahnya tanah air kita sampai disebut Indonesia? Begini ceritanya…
Zaman
sahulu, terdapat sebuah kepulauan diantara Indocina dan Australia.
Beberapa penjelajah menyebut daerah tersebut dengan berbagai nama. Orang
India menyebutnya Dwipantara (“Kepulauan Tanah Seberang”), nama ini
berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta, dwipa artinya pulau dan
antara memiliki makna luar atau seberang. Sementara penjelajah Tionghoa
menyebut kepulauan ini dengan nama Nan-Hai yang berarti kepulauan Laut
Selatan. Barulah kemudian pada zaman penjejalah Eropa, kepulauan ini
disebut Nederlandsch-Indie yang berarti Hindia Belanda. Nama ini digunakan untuk suatu wilayah yang berada dalam kependudukan Belanda secara politis.
Pada Tahun 1874, terbit sebuah jurnal bernama Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia
di Singapura. Jurnal tersebut dikelola oleh Warga Negara Skotlandia
yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh bernama James
Richardson Logan (1819-1869). Dalam edisi ke IV jurnal tersebut, Logan
menyebutkan bahwa sudah waktunya tanah air kita memiliki nama sendiri.
Jika disebut sebagai Melayunesia, Logan mengatakan kurang cocok
sementarajika menggunakan istilah Indian Archipelago menurutnya akan
membingungkan dan terlalu panjang. Akhirnya dipilihlah sebuah nama yang
berasal dari kata Indunesia yang pernah ditulis oleh orang ahli etnologi
bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl. Logan membuang huruf U dan
menggantinya dengan O dan saat itu lahirlah nama Indonesia.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel
(“Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu”). Buku Bastian inilah
yang mempopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda,
sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” ciptaan
Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah “Indonesia” dari tulisan-tulisan Logan.
Pada
zaman penjajahan Belanda, Bung Hatta menegaskan bahwa ketika Indonesia
merdeka nanti mereka tidak akan memakai nama Hindia-Belanda yang
merupakan julukan Belanda untuk Indonesia. Maka dari itu Pada bulan
Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen
Hindia-Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan
Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar
nama Indonesia diresmikan sebagai pengganti nama Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda).
Permohonan ini kemudian ditolak, namun kemudian nama Indonesia akhirnya
resmi kita pakai saat Belanda menyerah dari Jepang dan kemudian pada 17
Agustus 1945 nama tersebut dideklarasikan dalam proklamasi kemerdekaan
yang dibaca oleh Bung Karno.(Vivanews/rei)
Rabu, 13 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)